Pernahkah kita berpikir bahwa makhluk halus tak selalu  ”sosok” dari orang yang meninggal? Fenomena ”hantu” dari orang hidup  bahkan sudah dijuluki khusus sebagai ”phantasms of the living” oleh  British Society of Psychical Research pada 1886. (The Field Guide to  Ghosts and Other Appiritions, 2002)
 Kisah misteri sangat digemari. Apalagi kalau  melibatkan hantu. Banyak yang tidak percaya, tetapi tak sedikit yang  percaya adanya hantu. Yang takut mungkin lebih banyak walau tidak  percaya.
Kisah misteri sangat digemari. Apalagi kalau  melibatkan hantu. Banyak yang tidak percaya, tetapi tak sedikit yang  percaya adanya hantu. Yang takut mungkin lebih banyak walau tidak  percaya.Di Amerika fenomena hantu ditelaah secara terbuka. Ada yang bilang,  mereka punya sifat seperti manusia, ada yang baik, ada yang buruk.  Bahkan sebenarnya, kita bisa ”hidup damai” bersama para hantu.
Tukang jual nasi goreng hilang! Hilangnya di sebuah rumah kosong yang  sudah porak-poranda di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta, yang  dipercaya sebagai rumah berhantu. Masyarakat Ibu Kota pun geger. Orang  dari berbagai sudut kota berduyun-duyun datang sekadar melihat wujud  bangunan itu. Jalan di seputaran Pondok Indah itu jadi macet. Polisi  sigap melingkarkan police line di sekeliling rumah dan melarang siapa  pun masuk ke dalam. Celakanya, itu justru bikin penasaran.
Benarkah rumah yang sedang dalam sengketa itu dihuni hantu? ”Percaya  enggak percaya sih,” begitu umumnya jawaban pengunjung. Tak cuma orang  awam, beberapa paranormal tampak mondar-mandir. Mereka rupanya penasaran  dan menjajal kedigdayaan supranaturalnya, menelisik keberadaan hantu.
Tampak seorang wanita paranormal mengeluarkan batu kristalnya, konon  untuk mendeteksi keberadaan makhluk halus di situ. ”Benarkah ada hantu?”  berondong orang yang merubungnya. ”Banyak,” jawabnya tak acuh sembari  ngeloyor pergi.
Sebagaimana dilansir oleh banyak media Ibu Kota, heboh rumah hantu  itu berawal dari (konon) raibnya penjual nasi goreng. Alkisah si tukang  nasi goreng itu mendapat pesanan dari penghuni rumah itu. Anehnya, ia  tidak kunjung kembali setelah mengantar pesanan. Ia lenyap bak ditelan  bumi. Temannya, sesama penjual nasi goreng, hanya menemukan gerobaknya  parkir di depan rumah kosong itu.Tanpa embusan cerita itu, beberapa tempat di Jakarta sudah dipercaya  sebagai tempat berhantu. Majalah Seru, edisi 16-29 Oktober 2002  mengungkap Stasiun Kota, misalnya, ditunggui oleh para ”serdadu asing”.  Konon di sana sering terdengar suara aba-aba tentara yang tengah  berbaris dan berbicara dalam bahasa Belanda.
Kabarnya, sebuah toilet wanita di lantai 5 Gedung Sarinah, Jln. M.H.  Thamrin, Jakarta, dihuni oleh hantu wanita. Sedangkan Gedung Kesenian  Jakarta (GKJ) menjadi tempat tinggal hantu wanita berbusana pengantin  putih.
The Whaley House, paling berhantu
Dunia hantu” memang selalu menarik perhatian, lantaran ada lorong-lorong misteri yang membuat orang penasaran. Dalam buku Why People Believe Weird Things (1997), pada kata pengantarnya Stephen Jay Gould menulis, konstruksi pikiran manusia seperti tanaman ilalang. Gampang diombang-ambingkan. Itu membuat manusia skeptis terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Ragu tapi percaya. Tak terkecuali soal hantu.
Sebuah dunia yang tidak terang benar tetapi mengusik keingintahuan,  itulah yang kini banyak diekspos oleh media cetak dan elektronik.  Acara-acara di televisi macam O, Seram, Misteri, Percaya Nggak Percaya,  The Scariest Places in The World, Would You Believe It, atau Misteri  Kisah Nyata digemari pemirsa. Kendati mereka menikmatinya dengan cara  aneh, menonton sambil menjerembapkan bantal ke muka.
Di Amerika Serikat, negara yang sanggup mengirimkan misi ke angkasa  luar, kepercayaan pada hal-hal yang aneh pun lumayan tinggi. Fenomena  hantu dipercaya oleh 38% responden. Sebanyak 40% tidak percaya. Sisanya,  17% tidak yakin. Sementara mereka yang percaya adanya rumah hantu  mencapai 50%, 20% tidak yakin, dan 27% tidak percaya.
Situs di jagat maya yang mengupas soal hantu pun bukan main  banyaknya. Kelompok ini bahkan telah melangkah jauh. Misalnya, membuat  daftar gedung atau rumah paling berhantu di berbagai negara. Juga  mendeteksi keberadaan hantu dan mendokumentasikannya dengan cara-cara  tertentu. Ghostweb.com, misalnya, telah diklik oleh 3,2 juta orang sejak  diluncurkan pada Juli 1996.
Berangkat dari perburuan hantu ini, hauntedhouse.com mencatat sebuah  rumah tepat di persimpangan jalan raya San Diego dan jalan Harney  sebagai rumah paling berhantu di Amerika. ”The Whaley House,” kata Hans  Holver, pemburu hantu beken yang mengamati rumah itu. Rumah di ”kota  tua” San Diego itu kini menjadi museum dan dibuka setiap hari dari pukul  10.00 – 17.30.
Sejumlah hantu menempati rumah itu. Seperti Yankee Jim, Whaley dan  istrinya, serta beberapa hantu lain yang tidak dikenal. Ada juga anak  kecil, anak Whaley yang meninggal karena demam tinggi.
Rumah Whaley dibangun oleh Thomas Whaley pada 1856. Thomas yang  berwatak sosial sangat dikenal di San Diego. Sebelum dijadikan museum  rumah hantu, salah satu lantainya digunakan sebagai gedung teater,  sementara ruang tamu di lantai satu menjadi kantor kehakiman.
Corinne Lilian Whaley, keturunan terakhir Whaley yang menempati rumah  itu. Ia putri bungsu Keluarga Whaley yang berjumlah enam orang. Ia  meninggal dalam usia 89 tahun pada 1953. Thomas wafat pada 14 Desember  1890 pada usia 67 tahun. Istrinya, Anna, meninggal pada 24 Februari  1913. Mereka berdua dimakamkan di Mount Hope, San Diego.
 Sejak itu Whaley House merana selama bertahun-tahun. Untuk memulihkan  kondisinya pemerintah kota San Diego membentuk Historical Shrine  Foundation. Whaley House dibeli dan dijadikan museum sejarah dengan  merestorasi sesuai kondisi aslinya.
Sejak itu Whaley House merana selama bertahun-tahun. Untuk memulihkan  kondisinya pemerintah kota San Diego membentuk Historical Shrine  Foundation. Whaley House dibeli dan dijadikan museum sejarah dengan  merestorasi sesuai kondisi aslinya.Tahun 1960, ketika Whaley House dibuka untuk umum, banyak peristiwa  aneh dialami oleh para penjaga dan pengunjung. Mereka mengaku, merasa  ada hantu di sana.
Sebagian besar pengunjung mengaku, mendengar musik dan suara sejumlah  orang mendendangkan lagu. Ada juga suara anak-anak yang tertawa atau  menangis di lantai atas. Kadang kala tercium bau asap rokok, minyak  wangi, atau aroma masakan dari dapur pada minggu-minggu menjelang Natal.  Anak kecil yang sedang menangis itu barangkali adalah anak yang  meninggal terenggut demam tinggi.
Hantu di Gedung Putih
The International Ghost Hunters Society mencatat, hantu memang ada di mana-mana. Juga di rumah tua atau kuburan tua. Namun, juga tidak menafikan kalau hantu terdapat di bangunan atau rumah baru. Kenyataan yang barangkali sulit diterima bagi yang belum pernah memergokinya.
The International Ghost Hunters Society mencatat, hantu memang ada di mana-mana. Juga di rumah tua atau kuburan tua. Namun, juga tidak menafikan kalau hantu terdapat di bangunan atau rumah baru. Kenyataan yang barangkali sulit diterima bagi yang belum pernah memergokinya.
Penyelidikan terawal tentang hantu mungkin yang dilakukan oleh filsuf  Yunani Athenodorus. Pemikir yang hidup pada abad pertama itu sedang  mencari-cari rumah di Athena. Kebetulan ia mendengar ada rumah dijual  supermurah. Ternyata belakangan pemiliknya mengakui, rumah itu berhantu.  Athenodorus bukan filsuf, kalau langsung jeri. Ia membeli rumah itu  dengan tekad akan memecahkan misteri itu.
Malam sudah larut ketika ia asyik bekerja. Athenodorus benar  didatangi sang hantu yang menampakkan dirinya sebagai pria berjubah  dengan dua tangan dirantai. Athenodorus tidak menjerit dan lari  terbirit-birit, ia malah bangkit dan membuntuti si makhluk halus! Gerak  hantu dan bunyi rantainya yang bergemerincing tak menciutkan nyalinya.  Ternyata hantu itu melayang ke kebun, lalu lenyap.
Esok harinya Athenodorus menyuruh orang menggali tempat di mana hantu  itu menghilang. Mereka menemukan seonggok tulang belulang dan rantai.  Kemudian Athenodorus menguburkannya dengan upacara yang pantas, dan  sejak itu sang hantu tak muncul lagi.
Yang sering terjadi, hantu berkaitan dengan rumah dan gedung tua, tak  terkecuali Gedung Putih, di Washington D.C. Semasa Walter Mondale masih  menjabat wakil presiden di masa kepresidenan Jimmy Carter, suatu malam,  putrinya, Eleanor, dikunjungi seseorang. Saking takutnya, ia pun  pingsan! Begitu siuman ia segera menelepon posko Secret Service.  Datanglah dua agen rahasia bersenjata lengkap. Celakanya, begitu ia  mengatakan telah melihat hantu, mereka dengan kesal menjawab, ”Jangan  pernah melakukan hal itu lagi!”
Soal makhluk halus memang bukan urusan bagian keamanan, meski itu  tidak menepis kenyataan munculnya Presiden Abraham Lincoln dan James  Garfield di Gedung Putih setelah mereka wafat. Bahkan Thomas Jefferson,  presiden ke-3 AS dan salah satu penyusun Deklarasi Kemerdekaan Amerika  di abad ke-18, konon suka muncul juga di Gedung Putih, tengah bermain  biola.
Dikisahkan pengalaman sejati seseorang bernama Ny. Boulton. Selama  bertahun-tahun ia sering bermimpi mengunjungi sebuah rumah. Demikian  sering sampai ia mampu menggambarkan sosok rumah itu luar-dalam. Namun,  ia tak tahu di mana lokasi rumah itu.
Nah, suatu hari tahun 1883 ia dan suaminya memutuskan menyewa rumah  di Skotlandia sepanjang musim gugur. Suaminya berangkat lebih dulu untuk  meneken perjanjian sewa-menyewa dan mempersiapkan rumah itu. Istrinya  menyusul kemudian. Si pemilik rumah, Lady Beresford, memberi peringatan  bahwa kamar tidurnya berhantu, ”Tapi hantu seorang perempuan kecil yang  baik, kok.”
Ketika Ny. Boulton tiba di rumah itu, segera ia mengenali rumah itu  sebagai rumah yang sering tampak dalam mimpinya, meski ada sedikit  perbedaan pengaturan ruangan. Yang paling aneh, saat ia berjumpa dengan  Lady Beresford, sang nyonya segera berseru, ”Lo, Anda ’kan wanita yang  menghantui kamar tidur saya!”
Ada lagi, pengalaman melihat ”hantu” dari diri sendiri, seperti  dialami oleh penyair Jerman, Goethe. Dalam autobiografinya ia  mengisahkan bagaimana suatu malam saat hujan turun di Weimar, ia melihat  dirinya sendiri. Meski akunya, ia melihat dengan mata pikirannya.  Fenomena bilokasi tampaknya cocok dengan pemahaman berdasarkan banyak  bukti bahwa sebagian dari diri kita – yang sering disebut tubuh astral –  bisa memisahkan diri dari tubuh fisik kita. Kadang-kadang tubuh astral  itu pun terlihat orang lain.
Berburu saat bulan purnama
Berburu saat bulan purnama
Usaha untuk membuktikan keberadaan hantu terus dilakukan. Sampai-sampai perangkat canggih pun dikerahkan. Yang paling sederhana, hantu ditangkap lewat kamera, meski hasilnya gampang digugat sebagai suatu kesalahan atau rekayasa pemrosesan. Bisa demikian, karena gambar hantu yang terdokumentasi ternyata sangat bervariasi bentuknya. Bisa berupa noktah cahaya, bola bercahaya, atau pusaran angin bercahaya, yang pada saat pengambilan gambar tidak terlihat oleh si pemotret.
Namun, fenomena itu menurut banyak pemburu hantu, umumnya terjadi di  tempat yang diganggu hantu. Randy Liebec, pemburu hantu dari New Jersey,  pernah mengirimkan sepuluh lembar foto polaroid semacam itu ke Pusat  Polaroid di Cambridge, Massachusetts, untuk dianalisis. Kesimpulannya,  citra-citra bercahaya itu disebabkan oleh medan elektromagnetik atau  efek kabut karena ionisasi.
Untuk membuktikan bahwa makhluk halus memang mengeluarkan medan  elektromagnetik yang tak terdeteksi oleh mata manusia, para ghost hunter  memanfaatkan film sinar ultraviolet dan inframerah untuk memotret.  Hasilnya boleh juga, seperti diakui oleh Loyd Aurbach dari American  Society for Psychical Research. Kira-kira ia mengatakan, ”Di lokasi yang  berhantu, instrumen merekam terjadinya lonjakan medan elektromagnetik.  Ada yang melompat dari level normal sebesar satu atau dua miligauss ke  100 miligauss. Lokasi terjadinya lonjakan pun berpindah-pindah. Begitu  pun ukurannya, dari sebesar bola basket hingga bola baseball. Lebih  signifikan lagi penjelasan Liebeck bahwa komponen listrik dari medan  magnet biasanya bersifat arus searah, seperti yang terpancar dari tubuh  mamalia dan sistem biologi lainnya. Bukan tipe AC atau arus bolak-balik  seperti pada sirkuit listrik.”
Termometer inframerah juga merekam adanya lokasi-lokasi dingin,  apabila dihadiri makhluk halus. Biasanya, hanya orang yang sensitif yang  dapat merasakan hawa dingin itu. Suhunya bisa anjlok sampai 20 – 30  derajat Celcius, menurut Dave Oester dari International Ghost Hunters  Society di Crooked River, Oregon.
Lucunya, walau oleh sementara orang makhluk halus disebut sebagai  dingin, ada investigator hantu yang menyatakan panas, setidaknya dalam  konteks radioaktif. Sebagai bukti, William Roll, parapsikolog terkenal  dari State University of West Georgia di Carrolton, AS, mengukur  keberadaan hantu dengan alat pengukur Geiger. Tercatat, ada kegiatan  radioaktif apabila ada hantu, sebagaimana Liebeck yang mengklaim telah  merekam hadirnya sinar gamma dari hantu tertentu.
Salah satu detektor yang direkomendasikan adalah magnetic field ghost  detector. Alat itu dapat mengukur anomali aliran magnet. Instrumen  penunjuk arah, kompas, bisa pula dipakai. Penyimpangan jarum sebesar 30 –  45 derajat dari arah utara-selatan akan terjadi bila kompas mendeteksi  ada energi tersembunyi. Sementara bagi yang menggunakan kamera  disarankan menggunakan film Kodak ASA 400 gold. Waktu pengambilan antara  pukul 15.00 – 03.00 pada saat bulan purnama.
Bob Schott, produser eksekutif Adventures Beyond, menggunakan kamera  khusus malam yang memperkuat cahaya yang diterimanya sampai 70.000 kali.  Ketika sedang menginvestigasi sebuah situs pemakaman Indian dekat Bell  Wicth Cave di Adams, Tennessee, kameranya sempat merekam pola energi  terpancar dari sebuah celah batu. Ini tercatat dalam R & D Magazine,  sebuah majalah teknologi, pada 1998. Beberapa menit kemudian muncul  citra seperti awan. Angka pada termometernya langsung anjlok. Belakangan  semua rekaman itu dianalisis oleh para ahli fotografi dan teknik, tapi  tak satu pun dari mereka dapat memberi penjelasan.
Pola-pola hantu
Bentuk serupa awan, bola, atau pusaran paling sering ditangkap oleh para pemburu hantu di Amerika. Ini sangat berbeda dengan gambaran masyarakat kita tentang hantu yang didominasi oleh bentuk-bentuk yang menakutkan. Ghostweb.com mencatat tujuh pola keberadaan hantu.
Yang pertama, hantu ala Hollywood. Secara tradisional masyarakat  Hollywood percaya hantu berbentuk seperti manusia transparan. Sayangnya,  bentuk seperti itu sering tak cocok dengan bentuk hantu yang  sebenarnya.
Bentuk berikut, vortex atau pusaran. Dalam foto ia tampak seperti  lajur atau kolom melingkar dalam posisi vertikal atau horisontal.  Warnanya bisa beraneka, tetapi biasanya putih. Karena letaknya tak  jarang ada di kanan, maka sering ditafsirkan sebagai gambaran tangan si  pemotret.
Bentuk bulatan atau bola sering juga dijumpai dan dipercaya sebagai  roh (spirit) orang yang baru saja meninggal. Roh itu bisa saja mewakili  satu atau beberapa orang. Terkadang bentuk itu dapat dilihat sedang  menembus dinding atau melewati ruangan.
Sosok lain berupa pusaran angin putih seperti awan. Atau serupa asap  dari batang rokok, dan partikel-partikel debu berbentuk bola.
Adakah bentuk lain yang pernah Anda lihat?
Berdamai Dengan Mahluk Halus
Berdamai Dengan Mahluk Halus
Dalam pandangan Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ. hantu termasuk kategori makhluk halus. Masyarakat Jawa punya sebutan yang kaya untuk makhluk itu. Gendruwo, wewe gombel, banaspati, tuyul, dsb.
Tidak seperti manusia yang punya badan kasar dan badan halus, hantu  cuma memiliki badan halus, sehingga sering disebut makhluk halus. Dengan  energi sinarnya makhluk halus dapat menggetarkan diri dan masuk dalam  gelombang sinar tampak. Pada saat itulah pancaindera kita bisa  menangkapnya.
Orang yang meninggal, setelah badan kasarnya membusuk, bakal menjadi  makhluk halus juga. Sama dengan sifat manusia yang beragam, makhluk  halus pun bisa baik atau jahat. ”’Kan kita boleh memilih, mau jahat atau  mau baik,” ujar psikiater yang juga mendalami hipnoterapi ini.
Menurut Erwin, golongan orang waskita bisa melihat makhluk halus  dengan menggunakan badan halusnya. Demikian pula mereka yang terlatih  atau berbakat. ”Saat melihat itu bukan berarti mata yang melihat, tetapi  badan halus dengan extra sensory perception (ESP). Kalau kita pakai  sensory perception (SP), ya enggak akan kelihatan,” tutur Erwin.
Soal wujud yang menakutkan, Erwin yang berpraktik di Klinik  Prorevital Jakarta itu mengungkapkan, semua itu lantaran manusia jarang  melihatnya. ”Kalau Anda seumur-umur enggak pernah melihat sapi lantas  tiba-tiba ada sapi besar di depan Anda, pasti Anda takut, padahal sapi  itu diam saja,” katanya menganalogikan.
Ia berpendapat, kita sebenarnya tak usah takut dengan makhluk halus,  karena diri kita juga makhluk halus yang jauh lebih sempurna karena  punya badan kasar. Malah disarankan untuk hidup berdampingan secara  damai. ”Kalau ia iseng tinggal dibicarakan, asal jangan diusir. Caranya  dengan omong lisan atau dengan niat,” jelas Erwin.
Jadi, untuk apa takut, kalau kita bisa hidup damai berdampingan? 

 



1 komentar:
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c
Posting Komentar