SINGAPURA - Keberuntungan rupanya masih menghinggapi Moha Koh. Perempuan asal Singapura ini, tetap hidup, meski sebutir peluru masih bersarang di tubuhnya.
Peluru bersarang di antara tulang belakang dan hati perempuan pemilik klub malam ini.
Pada 1994, seseorang menembakkan dua peluru ketika Koh sedang menunggu elevator di Katong People Complex atau lebih dikenal sebagai Mal Katong.
Peluru pertama mengenai wajahn dan yang kedua mendarat di tulang belakang, sehingga membuatnya lumpuh secara permanen.
Dokter menyatakan pelurunya sudah menghancurkan tulang belakangnya dan jika diambil dia hanya memiliki
kesempatan hidup 5 persen.
Sejak saat itu Koh menggunakan kursi roda dan menahan sakit.
"Tidak ada yang menyadari saya kesakitan. Saya sudah beradaptasi dengan sakit selama belasan tahun ini," tutur Koh dalam bahasa Mandarin, Minggu (30/5/2010).
Peluru bersarang di antara tulang belakang dan hati perempuan pemilik klub malam ini.
Pada 1994, seseorang menembakkan dua peluru ketika Koh sedang menunggu elevator di Katong People Complex atau lebih dikenal sebagai Mal Katong.
Peluru pertama mengenai wajahn dan yang kedua mendarat di tulang belakang, sehingga membuatnya lumpuh secara permanen.
Dokter menyatakan pelurunya sudah menghancurkan tulang belakangnya dan jika diambil dia hanya memiliki
kesempatan hidup 5 persen.
Sejak saat itu Koh menggunakan kursi roda dan menahan sakit.
"Tidak ada yang menyadari saya kesakitan. Saya sudah beradaptasi dengan sakit selama belasan tahun ini," tutur Koh dalam bahasa Mandarin, Minggu (30/5/2010).
0 komentar:
Posting Komentar