Peneliti Thomas R Watters dari Pusat Studi Bumi dan Planet di Smithsonian’s National Air and Space Museum mempublikasikan penyusutan bulan itu di jurnal Science.
Garis permukaan bulan bernama scarps lobate sebelumnya telah muncul di wilayah khatulistiwa bulan, namun terdapat bukti pertama keberadaan obyek ini di wilayah lain.
Studi menunjukkan bahwa garis itu menjadi bukti adanya bentuk dorongan baru di bulan. Akan tetapi, berdasarkan ilmu planet, baru dapat berarti jutaan tahun lalu.
Garis atau tebing ini memanjang di beberapa kawah kecil meskipun kawah ini cenderung menghilang dari waktu ke waktu. Watters menjelaskan bahwa tidak ada kawah besar yang terbentuk dari proses penyusutan ini, sehingga fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
“Sisi menarik dari kejadian ini adalah anda tidak bisa menghapus kemungkinan bahwa Bulan masih aktif
dengan adanya kontraksi yang terjadi baru-baru ini,” kata Watters.
Ukuran garis ini mengindikasikan adanya penyusutan dalam ukuran bulan sekitar 10 meter sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bulan memiliki ukuran seperempat diameter bumi.
Jari-jari Bulan telah berkurang sampai dengan 100 meter selama 800 juta tahun terakhir. Para ahli percaya bahwa retakan yang disebut 'lobate scarp' itu tercipta oleh pecahnya kulit rapuh bulan karena pendinginan interiornya.
Retakan serupa pertama kali terlihat pada foto yang diambil di dekat ekuator Bulan oleh astronot Apollo. Empat belas lobate scarp baru kini telah diidentifikasi oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter, peneliti melaporkan dalam jurnal Science.
Garis permukaan bulan bernama scarps lobate sebelumnya telah muncul di wilayah khatulistiwa bulan, namun terdapat bukti pertama keberadaan obyek ini di wilayah lain.
Studi menunjukkan bahwa garis itu menjadi bukti adanya bentuk dorongan baru di bulan. Akan tetapi, berdasarkan ilmu planet, baru dapat berarti jutaan tahun lalu.
Garis atau tebing ini memanjang di beberapa kawah kecil meskipun kawah ini cenderung menghilang dari waktu ke waktu. Watters menjelaskan bahwa tidak ada kawah besar yang terbentuk dari proses penyusutan ini, sehingga fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
“Sisi menarik dari kejadian ini adalah anda tidak bisa menghapus kemungkinan bahwa Bulan masih aktif
dengan adanya kontraksi yang terjadi baru-baru ini,” kata Watters.
Ukuran garis ini mengindikasikan adanya penyusutan dalam ukuran bulan sekitar 10 meter sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bulan memiliki ukuran seperempat diameter bumi.
Jari-jari Bulan telah berkurang sampai dengan 100 meter selama 800 juta tahun terakhir. Para ahli percaya bahwa retakan yang disebut 'lobate scarp' itu tercipta oleh pecahnya kulit rapuh bulan karena pendinginan interiornya.
Retakan serupa pertama kali terlihat pada foto yang diambil di dekat ekuator Bulan oleh astronot Apollo. Empat belas lobate scarp baru kini telah diidentifikasi oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter, peneliti melaporkan dalam jurnal Science.
Meskipun begitu, bulan tidak akan menghilang dan proses penyusutan belum mempengaruhi bumi dengan cara apapun, kata Watters lagi.
Ia menegaskan bahwa masyarakat jangan terburu-buru khawatir.
Ia menegaskan bahwa masyarakat jangan terburu-buru khawatir.
Inilah.com
1 komentar:
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c
Posting Komentar